SELAMAT DATANG di nomor99.blogspot.com | Mudah-mudahan Blog Ini Bisa Bermanfaat Bagi Pengunjung Semuanya

MENJADIKAN SISWA ANAK YANG NAKAL SEBAGAI KETUA KELAS

Seringkali kita melihat siswa anak yang nakal di sekolah tidak tertangani secara serius. Dalam artian setiap siswa anak yang nakal itu masuk kelas, selalu rame dan tidak bisa dikendalikan, bahkan siswa tersebut tidak menghiraukan apa yang diperingatkan oleh guru. Yang lebih memprihatinkan lagi siswa tersebut bisa mempengaruhi siswa yang lain, sehingga kondisi di kelas menjadi tidak kondusif untuk dilangsungkannya kegiatan belajar mengajar.
Berangkat dari masalah di atas, ada salah satu cara atau tips untuk menangani siswa yang semacam itu. Yang pertama adalah dengan cara mendekati siswa tersebut secara personal, ajak mereka untuk bertukar pikiran dari hati ke hati. Kita amati pemikiran mereka untuk dijadikan bahan pertimbangan dan solusi untuk menangani siswa tersebut. Kalau perlu kita terjun dalam pergaulan mereka, dalam artian kita kunjungi rumah mereka, bertukar pikiran, bahkan lebih bagus kalau kita masuk dalam kehidupan mereka. Tapi hal itu membutuhkan keahlian seorang guru yang bisa memahami akan psikologis anak. Karena hal tersebut berkaitan dengan lingkup keluarga orang lain yang harus bisa kita batasi secara bertahap, tidak langsung nyelonong. Yang kedua adalah menjadikan siswa tersebut sebagai ketua kelas, biasanya anggapan di sekolah ketua kelas disebut sebagai asisten guru. Biasanya siswa yang nakal itu bisa menguasai dan mempengaruhi siswa yang lain di kelas, dan hal itu memberatkan seorang guru untuk melangksungkan kegiatan pembelajaran secara efektif dan kondusif. Salah satu solusi yang mungkin dianggap paling baik adalah dengan menjadikan siswa anak yang nakal tersebut sebagai ketua kelas, karena jika siswa tersebut diberikan kepercayaan oleh guru sebagai ketua kelas maka dia akan senang. Karena tanggung jawab yang diberikan kepadanya dianggap merupakan hal yang sangat mudah karena dia yakin dan mampu untuk mengkondisikan siswa di kelas.
Yang terakhir adalah mengajak siswa tersebut setiap ada kesempatan untuk bertukar pikiran dengan kita, dalam artian kita ajak mereka untuk masuk dalam dunia kita. Dan dapat diyakini bahwa mereka akan senang untuk dijadikan tempat bertukar pikiran. Tapi yang perlu diperhatikan adalah bahan masalah yang akan diperbincangkan menyangkut kondisi kelas. Usahakan setiap ada kesempatan bertemu dengan siswa tersebut kita ajak untuk bertukar pendapat dengan kita. Anggap siswa tersebut mempunyai kemampuan untuk bisa mengatasi masalah-masalah yang kita alami di kelas. Karena dengan menganggap mereka mempunyai peranan penting terhadap masalah yang sering menjadi polemik guru di dalam kelas mereka akan sangat senang sekali, karena pendapat mereka bisa dijadikan bahan pertimbangan oleh seorang guru. Makanya seorang guru jangan pernah mengacuhkan siswa yang nakal di kelas, karena hal itu bisa menjadi bumerang bagi seorang guru. Ajaklah mereka untuk bisa berperan dalam mengelola kelas selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Ajak mereka untuk mengkondisikan anak-anak yang rame di kelas, karena dengan begitu akan memudahkan seorang guru ketika menyampaikan materi yang akan diajarkan, jangan hanya dimarahin terus.
Logikanya adalah seorang guru harus bisa menguasai kelas, dalam artian karakteristik siswa harus bisa dipahami secara satu persatu. Misalkan, si A anaknya suka diperhatikan dan dimanja, sedangkan si B anaknya sering lupa ketika guru menyampaikan materi. Seorang guru yang profesional harus bisa memahami karakteristik muridnya secara utuh, artinya tidak setengah-setengah. Karena dengan memahami karakteristik siswa secara utuh akan memberikan kemudahan dalam memberikan bimbingan baik secara moral atau materi.
Kenyataan yang ada di lapangan adalah guru menangani siswa anak yang nakal adalah dengan ceramah, memanggil orang tua, dan lain sebagainya. Hal tersebut tidak akan menjamin siswa tersebut bisa berubah secara utuh, tapi apabila seorang guru masuk dalam kehidupan mereka maka hasilnya akan terasa beda sekali. Mereka akan terasa mudah sekali untuk kita kontrol walaupun tidak berada didekatnya, karena mereka sudah bisa kita rangkul.
Satu hal lagi yang diperlu diperhatikan oleh seorang guru kaitannya dalam hal proses kegiatan belajar mengajar adalah jangan menganggap siswa sebagai objek, karena hal itu akan mematikan kreativitas mereka. Anggap mereka sebagai subyek, karena dengan begitu siswa akan lebih aktif, bukan gurunya saja yang aktif tapi kedua-duanya harus saling aktif.