SELAMAT DATANG di nomor99.blogspot.com | Mudah-mudahan Blog Ini Bisa Bermanfaat Bagi Pengunjung Semuanya

MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK KHUSUSNYA MATA PELAJARAN PAI



Saat ini proses pendidikan kurang memperhatikan dan melibatkan potensi yang ada pada diri peserta didik termasuk di dalamnya tidak menggali kreativitas yang ada dalam diri peserta didik itu sendiri. Pendidikan Agama Islam, saat ini juga mengalami hal yang sama, disamping kurangnya jam pelajaran juga kurang efektifnya metode maupun pendekatan yang digunakan.
Untuk meningkatkan kreativitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam maka perlu dirancang suatu pendekatan dan metode yang tepat agar Pendidikan Agama Islam dapat berhasil dengan baik. Pendekatan dan metode yang dianggap sesuai terhadap hal itu salah satunya adalah pendekatan konstruktivistik. Dimana pembelajarannya dilakukan oleh dua pihak (guru dan siswa) yang keduanya berperan sebagai subyek dalam pembelajaran
Pendekatan konstruktivistik ini dapat dijabarkan dalam beberapa hal sebagai berikut: 1) Guru menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan murid bertanggung jawab dalam membuat rancangan, proses dan penelitian. Oleh karena itu jelas memberi kuliah atau ceramah bukanlah tugas utama seorang guru. 2) Guru menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang keingintahuan murid dan membantu mereka mengekspresikan gagasannya dan mengkomunikasikan ide ilmiah mereka. Menyediakan sarana yang merangsang siswa berpikir secara produktif. Menyediakan kesempatan dan pengalaman yang paling mendukung proses belajar siswa. Guru harus menyemangati siswa. Guru perlu menyediakan pengalaman konflik. 3) Guru memonitor, mengevaluasi, dan menunjukkan apakah pemikiram murid jalan atau tidak. Guru menunjukkan dan mempertanyakan apakah pengetahuan murid itu berlaku untuk menghadapi persoalan baru yang berkaitan.
Sedangkan ciri-ciri siswa dengan pendekatan konstruktivisme adalah siswa membangun pengetahuan dalam pikirannya sendiri. Guru membantu proses pembangunan pengetahuan agar siswa dapat memahami informasi dengan cepat. Disamping itu, guru menyadarkan kepada siswa bahwa mereka dapat membangun makna. Siswa berupaya memperoleh pemahaman yang tinggi dan guru membimbingnya. Adapun misi utama pendekatan konstruktivisme adalah membantu siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri melalui proses internalisasi, pembentukan kembali dan melakukan sesuatu hal yang baru
Dari beberapa hal tersebut di atas, kami menyarankan kepada tenaga pendidik khususnya guru PAI untuk diharapkan mengerti pengalaman belajar yang lebih sesuai dengan kebutuhan siswa. Sebelum menerapkan metode diskusi dan tanya jawab dengan menggunakan pendekatan konstruktivistik, sebaiknya guru mempersiapkan bahan-bahan pelajaran seperti membuat rencana pembelajaran, menyusun modul dengan efisiensi waktu. Guru sebaiknya benar-benar terlibat secara langsung terhadap jalannya pembelajaran.
Pendekatan konstruktivistik ini dalam pembelajaran PAI dapat dipercaya meningkatkan kreativitas belajar siswa, karena pembelajarannya yang efektif dan lebih memberdayakan potensi siswa. Sehingga dengan mudah guru dapat mencapai target kurikulum yang telah ditentukan dan dapat meningkatkan prestasi siswa yang selama ini dijadikan tolak ukur keberhasilan Pendidikan Agama Islam. Berdasarkan hasil observasi yang kami tinjau khususnya di SMAN 1 Ketapang Sampang, kreativitas belajar siswa secara umum makin meningkat dan memuaskan. Ini dilihat dari keaktifan dan kreativitas siswa dalam menemukan atau mengkonstruksikan ilmu dan pengalaman mereka secara individu maupun kelompok; antusiasme dan inisiatif siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar; kreativitas siswa dalam mengkonstruksi pemahaman mereka; partisipasi siswa dalam berkomunikasi dan bekerja sama dalam kelompok, serta kualitas penyajian hasil konstruksi pengetahuan dan pengalaman mereka. Hal yang demikian tidak lepas dari upaya-upaya yang telah dilakukan oleh guru khususnya dan pihak-pihak sekolah yang lain pada umumnya.

PERANAN BUSANA ATAU JILBAB DALAM MUDA MUDI ISLAM


Jilbab ialah pakaian yang lebar atau lapang dan yang dipakai rangkap oleh wanita di atas pakaian yang biasanya dipakai menurut pendapat yang paling mendekati kebenaran.
Bermacam pendapat para ulama memberikan pengertian tentang jilbab ini, diantaranya: Al-Hafiz dalam bukunya (Al-Fath) dikatakan; jilbab ialah pakaian yang dipakai untuk seluruh badan menutupi kerudung kepala, leher, dan dada.
Ibnu Hazm berkata: Jilbab dalam bahasa Arab yang dinyatakan oleh Nabi SAW ialah busana yang menutupi seluruh badan dan tidak hanya sebagian.
Pendapat ini didukung oleh Al-Qurthubi dalam tafsirnya, juga oleh Ibnu Katsir yang mengatakan bahwa jilbab adalah pakaian rangkap di atas kerudung serupa baju kurung aba’ah yaitu kain penutup biasanya berwarna hitam yang diselimutkan pada seluruh badan dan umumnya ini dipakai oleh wanita-wanita di Saudi Arabia, Irak dan Negara-negara Arab lainnya.
Banyak dikalangan umat islam yang memakai jilbab atau pakaian supaya untuk melampiaskan diri dipandang orang supaya bagus, anggun dan berwibawa. Namun, dalam ajaran agama islam memberikan jaminan kepada pemeluknya yang berupa pahala dari Allah, jika memakai pakaian tersebut dengan niat menutup aurat. Tapi sebaliknya jika memakai pakaian dengan dasar supaya dipandang orang ganteng, gagah lincah serta anggun tidak akan mendapat apa-apa. Itu semua tergantung niat yang ada dalam hati kita masing-masing, tidak ada yang mengetahui niat tersebut kecuali Allah yang maha mengetahui. Sabda Rasulullah SAW dalam haditsnya:
انماالاعمال باالنيات ....... (رواه البخارى)
“ Sesungguhnya sah atau tidak suatu amal itu tergantung pada niatnya ”

Dan ini sesuai dengan Qoidah Usul Fiqh yang mengatakan
الامور بمقاصدها
“ Segala perkara itu tergantung apa yang ia niatkan (maksudkan) ”

Memang kita dituntut oleh agama kita agama islam berbusana (berpakaian) hendaklah diniatkan untuk menutup aurat sebagaimana yang ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya dalam surat Al-A’raf 26”

“ Hai anak Adam, Sesungguhnya kami Telah menurunkan kepadamu Pakaian untuk menutup auratmu dan Pakaian indah untuk perhiasan. dan Pakaian takwa Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (Al-A’raf: 26)

Ayat ini jelas dan terang bahwa Allah menciptakan pakaian hanyalah dipreuntukkan menutup aurat.
Kaum wanita anshor atau penduduk asli kota madinah / yatsrib sebelum ada peraturan-peraturan pakai jilbab seluruh tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan, mereka sama sekali tidak menghiraukan pakaian-pakaian yang mereka pakai, sering berjalan dimuka orang laki-laki dalam keadaan telanjang atau belum sempurna menutup auratnya.
Ketika ada perintah atau wahyu dari Allah yang ditujukan kepada istri-istri Nabi supaya pakai jilbab, kepala mereka seakan-akan dihinggapi burung gagak. Mari kita perhatikan firman Allah yang menginstruksikan kepada istri-istri Nabi untuk pakai jilbab.

Hai nabi, Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Ahzab: 59)

Perintah memakai jilbab tersebut bukan hanya diperuntukkan istri-istri Nabi dan anak-anaknya yang perempuan akan tetapi juga untuk orang-orang perempuan yang mukmin zaman dahulu dan orang-orang perempuan zaman sekarang.
Maksud dan tujuan Allah menyuruh memakai jilbab adalah agar supaya orang-orang perempuan tersebut dapat dikenal oleh khalayak ramai, karena kebenarannya, keteguhannya dan kewibawaannya, juga dengan memakai jilbab itu tidak mudah diganggu oleh orang laki-laki. Karena pakaian yang dipakai tidak merangsang terhadap orang laki-laki.
Sudah banyak diketahui dalam Negara kita para muda-mudi yang terjun dalam lembah pelacuran dan kezinaan yang merusak akhlak mereka bahkan rumah tangga sampai hancur itu disebabkan oleh kaum wanitanya sendiri yang selalu menampakkan seluruh anggota badannya, dalam artian mereka memakai pakaian tapi pakaian yang dipakai sangat tipis sekali dan selalu sempit sehingga anggota badannya yang dalam bisa nampak dan akhirnya bisa merangsang kaum laki-laki yang memandangnya.
Sesudah dipandang akhirnya turun ke dalam hati sehingga timbul rasa ingin menggoda, ingin diajak berbicara di tempat yang sunyi, diajak berdarmawisata, lama kelamaan dari hati ingin berbuat sesuatu di luar ajaran agama islam atau dengan kata lain ingin mempengaruhi perempuan tersebut dengan cara yang dimaki oleh Allah.
Mari kita perhatikan firman Allah yang mengumandangkan para remaja-remaja mukmin.

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih Suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat". (An-Nur: 30)

Dalam ayat di atas Allah menyuruh kita untuk memelihara pandangan (mata) terlebih dahulu sebab perbuatan-perbuatan yang tidak senonoh dengan ajaran islam dimulai dari pandangan mereka. Kita ingat pantun anak-anak kecil.
Dari mana datangnya cinta !
Dari darat turun ke kali.
Dari mana datangnya cinta !
Dari mata turun ke hati.
Sesudah itu barulah kemaluan yang disuruh memelihara. Tidak hanya kaum laki-laki yang disuruh memelihara mata dan kemaluannya tapi orang perempuan pun juga diperintahkan oleh Allah untuk memeliharanya.

“Dan suruhlah perempuan-perempuan mukmin menundukkan sebagian dari pandangan-pandangan mereka dan memelihara kemaluan-kemaluan mereka” (An-Nur: 31)

Perlu disadari bahwa rendahnya martabat kaum wanita itu disebabkan lemahnya iman yang dimiliki, hubungannya dengan hal ini ialah bahwa kaum wanita akan terjerumus ke dalam lembah perzinaan atau istilah sekarang WTS (Wanita Tuna Susila) diakibatkan godaan dan gangguan serta rayuan dari pihak laki-laki.

Mari kita perhatikan sabda Rasulullah:
يَامَعْشَرَالنَّاسِ إِتَّقُواالزِّنَا،فَاِنَّ فِيْهِ سِتُّ خِصَالٍ:ثَلاَثَةٌ فِى الدُّنْيَا وثَلاَثَةٌ فِى الآخِرَةِ،فَاَمَّا فِى الدُّنْيَا فَيُذْهِبُ الْبَهَاءَ وَيَرِثُ الْفَقْرَ وَيَنْقُصُ الْعُمُرَ،وَاَمَّاالَّتِى فِى اللآخِرَةِ فَيُوْجِبُ السُّخْطَ وَسُوْءُ الْحِسَابِ وَالْخُلُوْدُ فِى النَّارِ.

Artinya: Hai golongan manusia jauhilah zina sebab di dalamnya berakibat enam hal, tiga macam di dunia dan tiga hal di akhirat. Adapun tiga hal di dunia ialah:
1. Hilangnya kewibawaan
2. Menyebabkan kefakiran
3. Mengurangi umur
Sedang tiga akibat di akhirat ialah:
1. Menyebabkan kemurkaan Allah
2. Menyebabkan jeleknya hisab
3. Menyebabkan kekalnya di neraka

Juga firman Allah dalam surat Al-Isra’ ayat 32 :

“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”

Oleh sebab itu, marilah kita sebagai generasi penerus bangsa, muda-mudi yang mengaku dirinya sebagai orang islam dan percaya akan adanya siksa-siksa Allah yang dilimpahkan kepada orang-orang yang berlumuran dosa. Jauhilah perbuatan zina dan pergaulan yang melanggar batas-batas agama Allah, teguhkanlah iman dalam dadamu demi tegaknya agama islam dan jayanya Negara kita.

Marilah kita resapi kembali firman Allah yang termaksud dalam Al-Quran surat At-Tahrim ayat 6 :


Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.